Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

2011-02-24

Racun yang membunuh kehidupan

Seperti biasa seorang pemuda desa melakukan pekerjaannya mengumpulkan kayu bakar di hutan untuk kemudian di jual dan hasilnya digunakan untuk membeli keperluan hidup sehari-hari. Pagi itu ia menuju hutan untuk mencari kayu bakar. Dalam perjalanannya, saat melewati semak-semak, pemuda tersebut mengalami musibah, ia dipatok oleh seeokor ular tepat di betis kanannya. Ia menjerit kesakitan dan terjatuh, sementara ular tersebut segera meninggalkan tempat itu masuk ke hutan. Pemuda desa tersebut mengumpat dan mengungkapkan kemarahannya pada ular yang telah mematoknya seraya ia bergegas mengikuti ular yang sudah masuk ke hutan. Si pemuda itu terus mengejar sambil berteriak kalau ia akan membunuh ular tersebut. Namun, tidak seberapa jauh melakukan pengejaran, si pemuda itu jatuh tersungkur dan tampak seluruh badannya membiru. Ia keringatan, kedinginan, dan tak sanggup lagi mengeluarkan kata-kata, hingga akhirnya menghembuskan nafasnya karena bisa ular tersebut telah meracuni peredaran darahnya.


Cerita di atas hanyalah sebuah ilustrasi yang saya hadirkan untuk lebih mudah memahami bagaimana penyakit hati seperti kemarahan, dendam, kebencian atau rasa permusuhan mencemari hati dan pikiran manusia, dan menjadi penghalang seseorang mendapatkan kebahagiaan hidupnya. Tulisan ini secara khusus saya tujukan untuk diri saya pribadi sebagai reminder atau bahan introspeksi diri. Disamping itu semoga juga bermanfaat bagi para pembaca.

Penyakit hati itu ibarat bisa ular

Dalam hidup ini kita pasti akan selalu dihadapkan pada berbagai karakteristik manusia, kita bergaul bersama orang-orang yang berbeda sikap, motivasi, karakter, dan cara berpikir. Pada saat tertentu mungkin kita akan menjumpai seseorang yang menyebalkan, hobinya mengganggu dan menyakiti orang disekitarnya termasuk kita, kata-katanya selalu berupa penghinaan dan umpatan dengan penuh kesombongan. Tanpa ada pemicu dari kita pun mereka bisa saja langsung menyerang kita layaknya seekor ular pada cerita di atas. Lalu apa yang harus dilakukan dalam situasi ini?


Apa yang terjadi saat pemuda dalam cerita di atas tidak segera mencari pertolongan untuk mengeluarkan bisa ular tetapi malah berusaha mengejar si ular dan bernafsu untuk membunuhnya sebagai upaya balas dendam? Pada ahirnya pemuda itu mati. Iya...MATI!!! karena bisa ular itu telah menjalar ke seluruh pembuluh darahnya akibat terlalu banyak bergerak (mengejar) dan tidak segera mengeluarkan bisa itu. Demikian juga dengan penyakit hati, kemarahan, dendam, kebencian, dan rasa permusuhan akan menggerogoti kehidupan manusia jika terus dipelihara, bukan berusaha membersihkan hati tetapi malah sibuk mencari-cari kesalahan orang lain, mengejar orang yang telah menyakitinya untuk balas dendam.

Manusia seperti itu pada ahirnya akan bernasib sama dengan pemuda dalam cerita di atas, ia akan mati oleh penyakit yang dipeliharanya. Ia boleh saja masih bernapas, menyaksikan dunia, tetapi pada hakikatnya ia telah mati dalam kehidupan ini karena kebahagiaan hidup yang menjadi tujuan setiap manusia yang berpikir dan berperasaan positif tidak akan pernah dicapainya.

Bersihkan hati

Layaknya sebuah perang, orang lain menciptakan pedang, panah, tombak untuk kemudian digunakan untuk menyerang kita, mengarahkan senjata-senjata berbahaya itu ke arah kita, itulah tugas mereka. Tetapi kita juga memiliki tugas untuk menciptakan perisai-perisai dari baja yang paling kuat yang tidak bisa ditembus oleh senjata apapun. Tugas lainnya adalah terus melatih diri untuk bisa menghindar dari segala serangan senjata musuh, dan kemampuan mengumpulkan senjata lawan tersebut menjadi kekuatan baru yang dapat digunakan.

Kita tidak bisa melarang orang lain berbuat keburukan, tetapi kita bisa membekali diri agar tidak tercemari oleh keburukan orang lain itu. Kita tidak bisa menutup mulut orang lain, tetapi kita bisa menutup telinga kita. Orang lain bisa memancarkan hal-hal negatif, tetapi kita juga bisa terus memancarkan hal-hal yang positif bahkan kita bisa merubah hal negatif tersebut menjadi positif.

Teruslah melatih diri, bebaskan hati dari setan-setan penghasut, sibukkanlah hati dan pikiran kita untuk diri sendiri daripada sibuk untuk mencari-cari kesalahan orang lain, membicarakan orang lain, dan mengurusi apa yang menjadi tugas orang lain. Hati yang bersih pada ahirnya akan membimbing dan mengarahkan kita pada tujuan hidup yang wajib kita raih yaitu kebahagian sejati.