Tulisan ini adalah tulisan kedua tentang Capoeira-sebuah filosofi yang akan mengajak teman-teman capoeirista untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan perenungan, bahwa setiap gerakan yang kita pelajari memiliki makna yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sebagai capoeirista sejati. Saya rasa, kita semua bersepakat bahwa tujuan kita berlatih capoeira adalah menjadi capoeirista sejati sebagai rasa tertinggi. Kali ini saya mencoba berbagi pemaknaan pada gerakan
berdiri dan berjalan dengan tangan.Dalam sesi latihan capoeira, berjalan dengan tangan merupakan aktifitas yang tidak asing lagi, suatu gerakan yang jarang dijumpai dalam seni beladiri manapun. Gerakan capoeira memang sangat banyak menitikberatkan kekuatan tangan sebagai tumpuan. Untuk bisa melakukan gerakan ini dengan baik, seorang capoeirista terlebih dahulu dilatih untuk bisa melakukan
handstand (berdiri tangan).
Handstand ini diperlukan untuk melatih kekuatan tangan dan keseimbangan untuk memudahkan saat melakukan gerakan-gerakan yang lain seperti Au (
carthwell).
Berlatih
handstand sampai akhirnya bisa berjalan dengan tangan akan menguatkan tubuh bagian atas terutama bagian lengan. Bagi capoeirista yang baru mengawali latian handstand maupun berjalan dengan tangan, akan merasakan beban berat badannya dan tidak adanya keseimbangan. Seiring latihan yang terus–menerus, gerakan ini bisa dilakukan oleh siapa saja, namun demikian ada yang prosesnya cepat dan ada juga yang cukup lama.
Apa yang bisa dimaknai dari gerakan ini?
BERJALAN...
Saat mendengar kata itu yang pertama terlintas di bayangan kita adalah sebuah aktifitas yang dilakukan dengan kaki, karena fungsi kaki memang untuk berjalan. Kaki dan lebih dasar lagi telapak kaki adalah bagian paling bawah dari struktur anatomi tubuh kita. Jika kaki kita mengalami luka atau lecet atau terkilir sedikit saja, akan memberikan efek yang cukup buruk bagi tubuh kita yang ditopangnya misalnya, jalan kita menjadi tidak seimbang, apalagi sampai pada cidera parah bahkan pada kondisi tertentu yang mengharuskan kita untuk rela kehilangannya, pasti akan membuat kita sulit untuk melakukan aktifitas fisik karena pergerakan yang menjadi terbatas.
Tangan yang merupakan salah satu bagian penting dari anatomi tubuh manusia memiliki fungsi yang sangat kompleks. Tangan membantu kita untuk melakukan pekerjaan sehari-hari, mengaduk teh, memotong sayuran, membuka buku, mengetik, menulis, menggerakan mouse pada komputer anda atau tombol hp saat membaca tulisan ini, dan sebagainya. Secara anatomis tangan adalah anggota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ujung jari. Tangan dalam arti lain adalah kekuasaan, pengaruh, dan perintah. Dalam suasana gaduh misalnya, kita perhatikan bagaimana seorang Raja yang hanya dengan mengangkat tangannya bisa membuat suasana hening seketika, hanya dengan mengangkat jari telunjuknya maka rakyatnya paham bahwa ada hal yang harus mereka kerjakan. Sungguh sangat luar biasa fungsi tangan kita.
Kembali pada gerakan latihan berdiri dan berjalan dengan tangan, tangan dilatih untuk menjadi kuat sebagai tumpuan dalam permainan capoeira. Apakah tangan dipersiapkan untuk mengganti peran dan fungsi kaki? TIDAK, karena itulah keunikan capoeira, yang membedakan dari yang lain. Tapi apa yang bisa kita maknai dari aktifitas ini?
Pertama, menjadikan tangan sebagai tumpuan, berjalan dengan menggunakan tangan menurut pemaknaan saya adalah tidak lebih dari bagaimana tangan ikut merasakan beban yang ditanggung oleh kaki yang berperan menopang badan agar tetap tegak, seimbang, dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Seorang capoeirista yang menyadari hal ini bahwa tidak mudah untuk melakukan gerakan berdiri dan berjalan dengan tangan, maka ia seharusnya dapat bersyukur memiliki kaki yang kuat untuk menopang badannya, untuk kemudian memelihara kesehatan kakinya, mempergunakan kakinya pada hal-hal yang bermanfaat. Jadi kata kuncinya adalah mengajarkan kita untuk BERSYUKUR.
Kedua, tangan yang merupakan anggota tubuh bagian atas disebut juga sebagai atasan, kekuasaan, pengaruh, dan perintah. Sedangkan kaki yang merupakan anggota tubuh bagian bawah disebut juga bawahan, fondasi atau dasar, yang diperintah, yang bermobilisasi, yang tunduk pada kekuasaan tangan. Bagaimana konsep ini berlaku?
Kita hidup dan tinggal dalam sebuah negara yang memiliki struktur kekuasaan, ada pemerintahan yang dikepalai oleh seorang presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, TNI, Kepolisian, dan Lembaga-lembaga negara lainnya serta Perusahaan-perusahaan yang memiliki struktur organisasi yang mempertegas adanya pembagian tugas dan wewenang. Semua lembaga yang saya sebut di atas adalah perwakilan dari
TANGAN. Negara juga memiliki komponen lain yang mendasar yaitu rakyat (civilization). Rakyat yang dimaksud di sini adalah mereka yang disebut wong cilik, Para petani yang menghidupi negara ini dengan pertaniannya, para pedagang kecil yang menstabilkan perekonomian lokal dan nasional ditengah gempuran perekonomian negara-negara barat, dan buruh-buruh kecil, karyawan rendahan, yang memajukan perusahaan-perusahaan di negeri ini. Mereka adalah perwakilan dari
KAKI.
Seorang Presiden, Wakil Rakyat, Manager Perusahaan, dan para pemegang kekuasaan lainnya yang hanya dengan menggunakan jari telunjuknya, mereka dapat menggerakkan dunia. Tetapi apakah para pemegang kekuasaan ini juga menyadari bahwa jabatan dan kekuasaan yang mereka emban tidak berarti apa-apa tanpa ada komponen paling bawah, rakyat kecil, karyawan, buruh-buruh pabrik, petani, dan lain-lain. Apakah para pejabat negara benar-benar memperhatikan nasib rakyat yang diperintahnya? Apakah para Wakil Rakyat benar-benar menyuarakan suara rakyat yang diwakilinya? Apakah para Manager Perusahaan benar-benar memperhatikan nasib karyawannya? Kita bisa menjawabnya dengan melihat fakta dan data. Korupsi pejabat yang merajalela, nasib rakyak kecil yang tidak diperhatikan, angka kemiskinan yang sangat tinggi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin, dan banyak fakta lainnya.
Apa yang saya bagikan di sini kepada teman-teman capoeirista adalah barangkali suatu saat, di antara kita ada yang mendapat rejeki diberikan amanah sebagai pimpinan di pemerintahan, menjadi wakil rakyat, manager perusahaan, atau jabatan apapun itu yang memposisikan kita sebagai penentu kebijakan, mengeluarkan perintah, dan bentuk kuasa lainnya, ingatlah filosofi berdiri dan berjalan dengan tangan ini. Jabatan, kekuasaan, adalah sesuatu yang harus disyukuri dan tidak menyalahgunakannya. Saat kita mengambil gerakan handstand dan berjalan dengan tangan, kepala kita dekat dengan tanah, kita melihat kebawah, tangan kita merasakan beban berat badan yang selama ini merupakan pekerjaan kaki. Apa yang kita dapat dari aktifitas ini? Tangan kita menjadi KUAT pastinya.
Saat kita menjadi pengambil kebijakan, mengeluarkan perintah, dan semacamnya, maka kita lihatlah ke bawah, lihatlah mereka yang ada di bawah sana, petani, pedagang kecil, buruh-buruh kecil, tenaga kerja yang dikirim ke luar negeri, para nelayan, dan semua yang anda bawahi, yang padanya anda memberikan perintah, berempatilah, rasakan apa yang mereka rasakan, apa yang menjadi tugas dan tanggunjawab mereka untuk negara dan organisasi yang kita pimpin, karna itulah yang akan memperkuat jabatan kita, kepemimpinan kita, memenangkan hati mereka yang kita pimpin seperti halnya tangan kita menjadi kuat dengan latian berdiri dan berjalan dengan tangan.
Saat kita memiliki kaki yang sehat dan kuat, maka tangan bisa menunjuk kemana saja, kaki akan ikut, tapi kalo kaki itu sakit, tangan gak bisa kemana-mana. Jadi jangan menyakiti mereka yang kita pimpin yang sejatinya mereka adalah yang menguatkan kita. Pernah mendengar pengharagaan yang diberikan kepada Mantan Wapres Kita Pak Jusuf Kalla sebagai
The Real Pesident? Itu semua karena kedekatan beliau dengan apa yang dibawahinya, dekat dengan rakyatnya, respon terhadap keluhan rakyatnya. So, apakah kita tidak ingin memberikan penghargaan untuk diri kita sendiri sebagai
the real capoeirista?
Kita bisa memulai ini dari lingkup yang sangat kecil, yaitu keluarga. Suami yang menjadi pemimpin untuk keluarganya, membimbing istri dan anak-anaknya, begitupula istri yang merupakan wakil suami mengurus rumah tangga serta suami dan anak-anaknya. Apapun status kita saat ini yang telah memutuskan untuk menjadi seorang capoeirista, kita punya tanggungjawab yang besar karena setiap dari kita adalah pemimpin, baik memimpin diri sendiri maupun orang lain. Ingatlah bahwa kita lahir dari para budak, mereka dihina dan dinistakan, dijajah oleh negara dan pemimpin-pemimpin yang tidak amanah, maka ketika kita diberikan sebuah amanah untuk mempimpin yang lainnya maka ingatlah asal-usul kita, dengan begitu kita akan menjadi orang yang bersyukur.
MENJADI DEKATLAH DENGAN APA YANG KAMU PIMPIN UNTUK MENGUATKAN EKSISTENSIMU.Sampai ketemu pada notes Capoeira-sebuah filosofi selanjutnya :)
Ie viva meu deus..
Ie Viva meu mestre..
Thanks for all capoeiristas in arround the world
Terimakasih buat para Petinggi Cordao de Ouro Indonesia : Osso, Giro, Encaracolado, dan Cantor
Makasih buat Rangers CDO Semarang : Indio, Chocolove, Mario, dan Edwin
Makasih buat sahabat-sahabat saya di Quantum Motivation Center (QMC) : Pariman Siregar (Penulis buku Master from Minder) & Wahyu Septiarki W (Trainer QMC).